pengen nulis, tapi bingung mau nulis apa, emang susah kalo jadi orang yang rawan galau. Yaudah nulis kebiasaan orang-orang yang pernah aku kenal semenjak lahir sampai sekarang aja deh!!
Manusia itu memang unik ya, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, tapi itulah kesempurnaan manusia. Aku gak setuju dengan pepatah yang bilang "Gak ada manusia yang sempurna" ato "Gak ada gading yang tak retak", emang betul seh semua gading pada retak, tapi itulah gading, memang retak semua, kalo gak retak bukan gading dong, tapi daging!
Ini nulis apaan seh?? Susah ne, galaunya udah kronis!!
Oke, aku punya teman yang kalo nanyai sesuatu harus dijawab sesuai kemauannya. Misalnya:
Si polan: "ini jalannya ke kiri ato ke kanan?"
Si keren: "ke kanan!!"
Si polan: "yakin? gak ke kiri?"
Si keren: "iya ke kanan"
Si polan: "serius? ntar nyasar lho!!"
Si keren: "gemana kalo kita Solat Istikharah aja!!"
Ada juga teman yang kalo nanya' maksa. Misalnya:
Si Polin: "Bapak itu kira-kira galak gak ya?"
Si keren: "gak tau juga"
Si polin: "menurutmu?"
Si keren: "Ane juga belum pernah liat."
Si polin: "ow...menurut pendapatmu aja"
Si keren: "astaga, ntar kita liat bareng"
5 detik kemudian...
Si polin: "serem gak ya, menurut filling dari hatimu??"
Si keren: "ngeri aku punya teman macammu!!!"
Cowok tu emang rata-rata Laki-laki berbulu domba ya! (selain aku pastinya!!). Aku punya teman juga, yang kalo ngomong sama cewek dari hape, suaranya dilembut-lembutin, kayak banci di Gajahmada.
Begini kisahnya:
Si polen: "haloh ini siapah?" (suara banci Gajahmada)
cewek misterius: "kamu siapa?"
Si polen: "kamuh dulu donkx yang bilang, kan kamuh yang nelpon."
CM: "aku (panggil saja Bunga)"
Si polen: "ow, Bunga manah ya?"
CM: "KAKAK KAMU BEGO'!!!"
Si polen: "eh, kak Bunga?, kenapa kak?" (suara udah kembali normal)
Baru-baru ini aku punya banyak kenalan! (iya, cowok, PUAS!!). Kira-kira umurnya antara 50-55 tahun, terjadilah percakapan singakat.
Si Uwak: "hapenya lain ya??"
Si keren: "iya wak, belinya mahal tapi gak ada keypad-nya. Haha...(garing)"
Si Uwak cuma plengak-plongok!!
Si uwak: "ada 26-nya ne?"
HAH? 26?? Apa itu? Si keren bingung!! Apakah itu kode pada jaman penjajahan dulu? Ato istilah anak gaul sekarang? Kok aku gak tau? Apa karena kebanyakan bertapa di wc umum? Kemana saja aku selama ini? OH TIDAK!!.
Pertanyaan itu berkelabat di pikiranku!! Setelah mencari kesana kemari (kayak lagu aja), ternyata 26 adalah....jreng..jreng...jreng...VIDEO BOKEP!!
Sialan!!! Apa hubungannya dengan 26?
Ada juga teman yang ngomongnya formal trus, udah kayak sinetron aja!
"Seandainya kamu tidak melakukannya, maka hal itu tidak akan terjadi!" Kata si pormal
"hah?" "ngomong apa?" si keren terkejut mendengarnya
"Coba kamu pikirkan, apabila kamu...bla...bla...bla..." si pormal ceramah
*makan popcorn*
Kenapa kalo ada teman baru, nanyai rumah aku, "tinggal dimana bang?"
"Sei batang hari bang" (semuanya jadi abang!).
"Sei batang hari? dimana tu??" sebagian besar emang pada gak tau.
"Dekat Ismud bang!!" (Ismud =Iskandar Muda)
"OOOOOOOWWW.....DEKET ISMUD, TAU DOOONG!!" sangat amat antusias sekali.
Rencana kalo ada yang nanyai lag,i tinggal bilang "ISMUD"
Kamu pasti juga punya teman yang unik, bagi-bagi dong kisahnya, kirim ke alamat dibawah ini, hati-hati penipuan!!
oh iya, baru ingat punya teman yang unik. Apa keunikannya? Bukan, dia gak suka nyolong dalaman orang, tapi dia suka menamai barang-barangnya. Mantap gak tu?? Misalnya Sepeda motornya dikasih nama "Jipi", laptopnya "Lapti". Gak tau deh sama pulpen, tusuk gigi, ato bajunya! Pernah aku tanyai untuk apa barang dikasih nama. Katanya biar ada kontak batin! Mendengar alasannya yang sangat logis, akupun ingin berbuat hal yang sama. Bukan nyolong dalaman, dodol!!, tapi menamai barang-barangku!
Hape namanya "barang 1", kipas angin namanya "barang 2", boneka marsupilami "barang 3". Iya, selain gak punya barang yang menarik aku juga gak pintar buat nama, mudah-mudahan bakal calon istri ntar, gak ngeliat tulisan ini, pasti dia gak bakalan ngasih aku menamai anaknya, "Anak Cowok 1" & "Anak Cewek 1".
Ada juga teman yang suka mamerin bagian tubuh yang seharusnya dan semestinya gak dipamerin. Parah!!! Lagi seru-serunya ngobrolin ehem...Gita Gutawa, datang dia "liat deh jempol aku, besar kan? susah lho besarinnya!!" Apa-apaan ini, emang kalo jempol lu besar, bisa macarin ehem...Gita Gutawa?? Aku harus ngasih tanggapan apa? Apakah harus bilang "wow, memang besar!! bentuknya juga sixspack, sering ngangkat barbel ya jempolnya?". Pengen rasanya mamerin ke dia juga "liat juga dong ketek aku, bulunya lurus, lebat, gak bercabang, ketombenya juga gak ada, lebih susah tau ngerawat ne ketek!!!". Tapi karena aku orang yang gak suka pamer, niat itu ku urungkan.
Ketahuilah teman-teman, jempol besar bukan berarti ehem...Gita Gutawa mau dengan kita!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar